Jan 29, 2008

1st Chapter" My honey Chris I love you

Managami Reina dinyatakan telah meninggal 0101 tahun 1001 pukul sembilan pagi waktu setempat di Osaka. Sebuah program berita Televisi menyiarkannya live membuat kota gempar terutama saat mobil jenazah melaju cepat menuju pemakaman.

Di pemakaman, tujuh hari lamanya para kerabat menangisi kepergian Reina yang dirasa mendadak itu. Karena bagi mereka, masa depan Reina masih panjang dan sangat tidak adil bila kematian merenggut nyawanya secepat kilat. Sudah begitu ia tidak ijin lagi, tangis mereka berulang kali menyebut nama gadis itu. Dari jauh kulihat Osaka kota itu gempar seketika juga Shibuya kota disebelahnya yang kebetulan menyiarkan berita itu berikutnya selama 7 hari.

“Ini tidak adil. Huhu,” kudengar jerit tangis kerabat itu tujuh hari berikutnya aku turun di pemakaman. Mataku membuka lebar ketika kulihat mereka berkumpul mengelilingi makam gadis itu, menangisi kepergiannya. Mataku bergetar hebat. Aku berdiri tak jauh dari pemakaman itu, melayang. Tapi aku tidak jatuh dan tidak takut jatuh, kataku meyakinkan. Mataku bergetar hebat tapi aku tidak menangis. Aku melayang tertiup angin tetapi aku tetap tegak berdiri. Aku berdiri di depan pemakaman tapi mataku bisa menembus dunia orang mati hingga mengetahui pikiran mereka. Ya aku bukan hantu, jin, atau semacamnya. Aku hanya makhluk yang mengetahui pikiran manusia hidup juga mati. Hanya tugas berat yang kuemban ini alasanku kini. Ya sebab aku bukan manusia dan mereka berbeda denganku. Aku hanya makhluk penjaga yang bertugas menolong manusia sepertimu. Itu pula alasanku menemui kalian lewat mimpi singkat ini. Ya ini hanya pertemuan singkat juga perjumpaan kita yang terakhir. Selanjutnya aku tidak akan menemui kalian. Aku berjanji, itu pasti. Kita kan bertemu di tempat istimewa, tempat aku berjaga. Tempat yang telah ku jaga selama ini, tempat yang mendebarkan menurut ku dan aku sangat menantikan kalian. Datang ya. Haha. Kembali soal pemakaman, tangisan kerabat gadis itu membuat suasana tempat itu hening, aku merasa sesak dan mataku menatap berkeliling pemakaman, berikutnya mataku basah oleh air mata. Aneh ya, penjaga juga punya perasaan. Tapi tidak apa – apa, putusku berikutnya. Penjaga juga bosan mendengar tangisan apalagi tangisan manusia tetapi bagaimana pun juga aku harus menolong mereka. Jadi aku harus tegar, putusku. Lha, aku ngomong apa nih? hahaha. Kembali soal pemakaman, dua hari lamanya di pemakaman akhirnya kuputuskan kembali ke tempatku. Dalam hitungan detik aku menghilang dari pemakaman.


untuk tahu selengkapnya klik "Bab Pertama Kamu" pada menu disamping.

0 comments:

Post a Comment