Apr 16, 2008

1st Chapter: Star Wish

Tempat baru dan kebiasaan yang baru!
Oke, mungkin waktunya untuk membuat perubahan, Fel!
Fela melihat sekelilingnya masam. Ini benar-benar menyebalkan. Baru tiga bulan dia berada di tempat ini, dia sudah tidak betah. Bayangkan! Baru-tiga-bulan-saja!!! Apa jadinya kalau tiga tahun?

Fela menghela nafas lagi. Bukan sok bersih ya, tapi ini semua… sampah-sampah ini… benar-benar bikin mata dan kepalanya mendadak sakit
Di sudut halaman Pratama School yang luas, asri oleh tanaman hijau dan pohon-pohon besar yang menaunginya, botol-botol bekas bertebaran, bikin rusak pemandangan saja. Dan tidak hanya itu saja, selain botol masih ada kertas pembungkus makanan, plastic bag, sedotan, gelas-gelas plastik, tempat makanan styrofoam, pokoknya semua sampah yang gubrak banget buat dilihat.

Fela menggeleng muram. Mau bagaimana lagi? Pemandangan jorok di depannya ini tidak bakal bisa berubah.

Ini pasti dampak langsung malam pensi (=pentas seni) kemarin. Pak Kasim, tukang kebun mereka, nggak bisa disalahkan juga. Biarpun tugasnya memang merawat kebun mereka, tapi menurut Fela, tentang botol-botol bekas ini… tugas para panitia, dan semua anak Pratama School untuk membersihkannya.
Selengkapnya klik "Bab Pertama Kamu" pada menu di samping

4 comments:

  1. re:
    hai Rina,
    wah,pengen bercerita tentang 'go green' ya. menarik, kok. tentang remaja dan masalah lingkungan.kalo nulis sesuatu yang ada pesan 'moral',hindari agar pembaca tidak merasa digurui tentang pesan tersebut,ya.

    judul Bab kayaknya terlalu panjang nih.
    oiya,pemakaian kata 'di' sebagai kata depan dan kata sambung harap diperhatikan ya... Beda lho (di samping, ditulis).
    Pas Fela diceritakan sedang membaca majalah, kok tiba-tiba kayak dia mewawancarai si perancang ya? fela bisa melihat para model berjalan di catwalk.

    Sesekali matanya melirik pada deretan model remaja papan atas yang berlenggak lenggok di atas catwalk memamerkan busana khas vintage koleksinya tahun ini. “Jadi saya berpikir,” lanjut Kyra dramatis
    (lho, bukannya Fela tahu cerita si Kyra dari majalah yang sedang dibacanya)

    ReplyDelete
  2. Hai, makasih ya comment-nya. Thanks juga udah diingatin tentang masalah ejaan, yang memang salah satu masalah saya :-) Pasti bakal saya perhatiin dalam tulisan saya yang berikut.
    Mengenai cerita tentang perancang 'Kyra', Fela membaca itu dalam majalah Teens. Itu semua benar-benar cuplikan artikel dalam majalah tersebut. Kalau dalam wawancara sungguhan di satu majalah, kadang diceritakan tokoh itu sedang ngapain. Yang cerita ialah si penulis artikel. Dan kita sebagai pembaca, seolah hadir saat tokoh tersebut diwawancara. Itu yang saya maksud ketika si penulis artikel mewawancarai Kyra saat fashion show busana rancangannya. Si penulis itu tidak hanya mengutip ucapan Kyra saja, tapi juga melaporkan apa yang Kyra lakukan ketika dia sedang diwawancara, yaitu memperhatikan para model yang memperagakan koleksi busananya. Gitu sih maksudnya... Tapi mungkin aja penyampaiannya kurang jelas. Bakal jadi satu note lagi untuk saya.
    Sekali lagi, makasih ya...

    ReplyDelete
  3. re: hai rina, yang saya maksud sudut pandang pencerita. karena kamu pake sudut pandang si Fela ketika membaca koran.terus,tiba-tiba ada sudut pandang 'orang lain' yang lagi mewawancarai Kyra

    ReplyDelete
  4. ehm, inkonsistensi ya? Mungkin harus saya benahi lagi deh. Thanks banget ya, comment-nya. Saya jadi belajar dua hal dari ini. Tata bahasa, dan kecermatan dalam konsisten suatu cerita. sekali lagi, makasih

    ReplyDelete