Jun 9, 2008

1st Chapter: Match Point!

Pembukaan
Pukul 19.30 WIB

Penonton berderet duduk manis di lantai gedung pertunjukan berukuran tiga kali lapangan badminton yang beralaskan karpet. Hujan diluar membantu menyejukkan ruangan yang tidak ber-AC. Lampu mulai dipadamkan. Lampu panggung dihidupkan, menyorot bantal duduk dan segelas air putih. Hanya itu. Bincang-bincang mulai berganti bisik-bisik.

“Ssst!”

“Ssst!”

Orang-orang mencoba membuat diam penonton disekelilingnya untuk diam. Orang yang di”ssst”i tidak mau kalah, membalas “ssst” pula. Akhirnya para penonton saling berlomba adu “ssst!”. Untunglah musik pembuka segera mengalun mengakhiri perlombaan tak berujung itu. Pertunjukan segera dimulai. Sebuah pertunjukan tunggal dari seorang pendongeng terkenal dari ibukota (percayalah, yang terkenal pasti dari ibukota). Jumlah pendongeng di negeri ini sedikit, yang terkenal lebih sedikit lagi.

Tiap orang merindukan dongeng sebelum tidurnya saat masih kecil. Setidaknya yang belum pernah didongengi sebelum tidurnya berharap kali ini mimpinya terwujud. Menonton pertunjukan dongeng sampai tertidur. Itulah harapan yang ada disini karena harus mengeluarkan uang 5 ribu untuk sekedar didongengi. Harga satu kali makan bagi penonton yang kebanyakan mahasiswa.

- JRENG JREENG -
selengkapnya, klik "Bab Pertama Kamu" pada menu di samping

3 comments:

  1. Jadi gak sabar nunggu lanjutannya...

    Btw curang juga ya, ceritanya masih ngumpet. Blum tahu kayak gimana nih.....

    ReplyDelete
  2. Thanks,udah komen..
    Lanjutannya?hmm,hmm, semoga saja segera diterbitkan oleh Gagas Media, hoho..

    *dihajar Gagas:Ngirim naskahnya aja belum!*

    ReplyDelete