Sep 12, 2008

Siwi Pratama: Sejuta Pesona Negeri Pizza

Banyak orang yang mengenal Italia hanya dari beberapa sisi saja, pikiran mereka langsung menyebut misalnya Pizza, spaghetti atau sepakbola bila ditanya tentang Italia. Hmm..wajar saja, mengingat Italia begitu popular dan identik dengan hal-hal tersebut. Namun, tentu saja, Italia menyimpan pesona lain yang mampu membuat setiap orang jatuh cinta. Gama Harjono melalui buku “Ciao Italia”nya mencoba menyajikan kisah petualangannya selama satu tahun menjadi residen di Italia dengan menghadirkan wajah Italia dari berbagai sisi. Dalam buku ini, ia dengan bahasanya yang enak dibaca, sederhana dan diselipi pengetahuan dan fakta sejarah membawa pembacanya untuk menyelami petualangannya selama tinggal di Italia. Bagaimana awal adaptasinya dengan kehidupan Itali yang kadang membuat pembaca terkekeh, manggut-manggut atau terbelalak dengan kejutan-kejutan yang dituangkan dalam paragraf-paragrafnya. Kemudian cerita tentang kuliahnya di Universita’ per stranieri di perugia dan kisah kehidupan seorang residen di negri asing yang pasti dibumbui dengan banyak hal yang menarik misal pengalamannya berbagi apartemen dengan stranieri ataupun gli italiani, menjamin sebuah cerita yang bakal menyita perhatian kita. Pengalamannya bergaul dengan berbagai karakter manusia dari berbagai bangsa, dengan sesekali menyelipkan opini pribadinya tentu menarik untuk disimak sehingga pembaca mendapat gambaran jelas tentang bagaimana rasanya menjadi orang asing di negeri nun jauh bernama Italia dengan segala haru biru kisahnya.

Hal yang tidak bisa dilewatkan dari buku ini, tentu saja saat Gama membawa kita berjalan-jalan berkeling Italia, mulai dari kota-kota besar seperti Roma, Firenze, Venezia, Milan sampai pengalamannya menyusuri desa-desa tradisional Itali. Petualangannya dalam menyelami kehidupan sebuah tempat kadang ia lakukan dengan berjalan kaki sambil merasakan denyut nadi kehidupan kota tersebut, mencicipi cita rasa masakan lokal ataupun mengunjungi berbagai festival tradisionalnya. Jangan heran bila menemukan banyak istilah-istilah tentang berbagai jenis kopi (hmm..beneran, bagi pecandu kopi..Italia adalah surganya), pizza ataupun jenis masakan khas lain yang nampaknya mengundang air liur untuk dicicipi. Kemudian, pengalamannya berbenturan dengan berbagai budaya serta kisahnya mengikuti pesta-pesta pelajar di sana menarik untuk di simak, dan juga ulasan tentang sepakbola di Italia, walaupun tampaknya Gama tidak terlalu tertarik dengan permainan paling populer di dunia ini, hingga ia menyebut pelatih Italia saat merebut piala Dunia 2006 dengan Pippo?heh..nggak salah? Sepertinya Marcello Lippi telah berganti nama.

Gama juga menyisipkan sejarah dan budaya dari tempat yang dikunjunginya sehingga buku ini merupakan cerita yang lumayan berbobot. Istilahnya, kita belajar sejarah dengan cara yang menyenangkan! Mengunjungi suatu tempat, bukanlah hanya mengagumi keindahannya, namun juga berusaha menyelami sejarah, peradaban serta budayanya. Itulah jawaban dari petualangan dalam sebuah usaha percarian sebuah pembelajaran hidup.

Hmm..jujur saja, setelah membaca buku ini, aku yang hanya tiga bulan mencelupkan kehidupan di Perugia, Italia merasa masih banyak tempat-tempat yang belum kukunjungi karena sepertinya setiap sudut Italia menawarkan pesonanya yang siap merebut hati siapa saja.

Saat pertama kali selesai membaca buku ini, hatiku langsung memilih bagian terakhir sebagai bagian dari buku ini yang paling berkesan. “all good things must come to an end, begitu label yang dikemukakan Gama. Ah, masa siy?awalnya agak ragu, karena di bagian lain menyuguhkan berbagai cerita pertualangan di berbagai kota-kota Italia yang begitu menarik. Namun setelah empat kali membacanya, hmm..ternyata hatiku tetap memilih bagian terakhir sebagai bagian yang paling menyentuh hati. Tentu saja bukan hanya karena setting critanya yang begitu mirip dengan pengalamanku saat akan meninggalkan Perugia akhir bulan Juni lalu. Gundah gulana dan sejuta perasaan yang bercampuk aduk saat harus meninggalkan Perugia dan Italia yang telah membekaskan berbagai kisah dalam hidup. Bagian terakhir itu menurutku merupakan intisari dari makna sebuah petualangan. Gama menuangkan perasaannya yang paling mendalam dengan begitu menyentuh hingga mampu menutup cerita petualangannya selama satu tahun di Italia dengan begitu apik. Menurutku, petualangan bukan hanya mengunjungi tempat-tempat indah dan menarik, tapi setelah ia menyelami kehidupan dan menemukan persahabatan di Italia, hatinya terpaut dengan begitu kuat. Hal inilah yang kadang terlupakan oleh para turis yang hanya mendatangi tempat wisata hanya untuk sekedar berfoto dan kemudian memamerkan pada kolega dan sahabat tempat-tempat yang mereka kunjungi. Sebuah petualangan memberikanmu jauh lebih banyak dan dalam dari itu. Tempat yang ada di hatimu bukanlah tempat yang paling indah atau menarik yang pernah engkau kunjungi, tapi tempat yang ada di hatimu adalah tempat yang selalu menghubungkanmu dengan sebuah tali tak terlihat, yang selalu menarikmu untuk kembali suatu saat. Gama menyiratkan betapa ia telah jatuh cinta dengan segala pesona Italia yang telah dicecapinya, dan hal ini tentu saja membawa pembaca untuk ikut merasakan getaran yang sama.

0 comments:

Post a Comment