Bagi Amerika Serikat (AS), perang adalah sebuah hajatan besar yang mendatangkan keuntungan berlipat ganda, baik untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. Pada invasi AS ke Irak tahun 2003, berbagai alasan mereka kemukakan untuk menutupi motif utama, yaitu menguasai minyak Irak. Namun, AS tetap tidak berhasil mengelabui khalayak bahwa bagi mereka, invasi itu semata-mata hanyalah sebuah proyek bisnis besar yang melibatkan investor, kontraktor, dan regulator.
Setelah invasi berhasil dilaksanakan, dengan berkedok proyek rekonstruksi pascaperang, AS menjalankan bisnis tentara bayaran di Irak. Para tentara bayaran itu dipekerjakan untuk menjaga aset terpenting AS di Irak—infrastruktur minyak, yang telah berhasil mereka kuasai. Pemerintah AS menyewa jasa para tentara bayaran dari perusahaan pengelola tentara bayaran yang disebut Private Military Company (PMC). Beberapa PMC tersebut dapat terlibat karena kedekatan hubungan antara rezim George W. Bush dengan para pengusaha asal AS yang ada dalam kabinetnya.
Buku ini menjelaskan dengan rinci bagaimana praktik bisnis tentara bayaran dilaksanakan di Irak, sejak dari masa perencanaan hingga invasi berakhir. Penggambaran tersebut akan menunjukkan kepada kita bagaimana bentuk dominasi kepentingan korporasi dalam kebijakan pemerintah AS, terutama yang terkait dengan invasi Irak.
Bagi AS, perang bukanlah sebuah tragedi kemanusiaan, tetapi sebuah lahan bisnis yang memerlukan “sedikit” pengorbanan.
Setelah invasi berhasil dilaksanakan, dengan berkedok proyek rekonstruksi pascaperang, AS menjalankan bisnis tentara bayaran di Irak. Para tentara bayaran itu dipekerjakan untuk menjaga aset terpenting AS di Irak—infrastruktur minyak, yang telah berhasil mereka kuasai. Pemerintah AS menyewa jasa para tentara bayaran dari perusahaan pengelola tentara bayaran yang disebut Private Military Company (PMC). Beberapa PMC tersebut dapat terlibat karena kedekatan hubungan antara rezim George W. Bush dengan para pengusaha asal AS yang ada dalam kabinetnya.
Buku ini menjelaskan dengan rinci bagaimana praktik bisnis tentara bayaran dilaksanakan di Irak, sejak dari masa perencanaan hingga invasi berakhir. Penggambaran tersebut akan menunjukkan kepada kita bagaimana bentuk dominasi kepentingan korporasi dalam kebijakan pemerintah AS, terutama yang terkait dengan invasi Irak.
Bagi AS, perang bukanlah sebuah tragedi kemanusiaan, tetapi sebuah lahan bisnis yang memerlukan “sedikit” pengorbanan.
0 comments:
Post a Comment