Feb 13, 2008

1st Chapter: Romantika Pengangguran

Agenda 1: Sang Pecundang
Kira meremas-remas telapak tangannya. Rasanya dingin. Kayak abis megang es lilin. Tapi anehnya, dahinya malah keringetan. Jelas sekali, kalau bukan AC di ruangan besar ini penyebabnya. Dia mengatur nafas memenangkan diri. Mengurangi degup jantungnya yang lebih cepat dari biasanya.

Di hadapannya ada dua orang bapak-bapak berpakaian necis yang siap mewawancarainya. Keduanya sama-sama berbadan subur. Bedanya, yang satu berkumis tebal, berkepala botak dan pakai kacamata, yang lain berambut keriting, berhidung besar, dan berkulit hitam.

Kira segera pasang senyuman terbaiknya yang lebih mirip seringaian orang yang lagi sakit gigi begitu dipersilakan duduk. Pak Marwo, yang berkumis tebal, berkepala botak dan memakai kacamata membuka-buka sekilas berkas lamaran Kira.

“Saudara, Kira Erasmus?” Pak Marwo bertanya.

“Ya pak.” jawab Kira singkat.

“Saudara, baru saja lulus kuliah?”

“Iya, begitulah.”
“Sudah berapa lama?”

“Eng... sekitar empat bulan kalau tidak salah,” jawab Kira mengira-ira.

“Hmm... begitu ya. Sebagai lulusan Sastra Jepang Universitas Rake Satria, saudara pernah bekerja sebelumnya?”
klik "bab pertama novel kamu" pada menu di samping untuk lebih lengkapnya.

0 comments:

Post a Comment