Apr 23, 2008

1st Chapter: THE(UN)PERFECT LIFE

Bab 1: Sebuah Awal

Regina Dwi Sunggono

Hari semakin gelap. Gue melirik jam di pergelangan dan mendapati angka digital di sana sudah berubah dari 16:45 –saat pertama kali gue duduk di sini—menjadi 19:57. Sebentar lagi gue bakal cabut. Pulang.
Gue menyendok kuah terakhir di mangkuk mie. Hmmm… yummy. Kenapa ya gue gak pernah berhasil bikin mie instan senak ini? Marni –pembantu di rumah gue—juga gak pernah bisa menciptakan paduan mie-telor-kornet-keju sesedap yang baru gue nikmati itu. Padahal tidak ada yang istimewa dari racikan Bang Udjo (empunya warung ini). Mie, telur, kornet, keju. Semua sama. Tapi kenapa rasanya beda?
Gue membersihkan sisa teh botol dan mendesah puas. Tidak ada yang menyamai kenikmatan makan mie Udjo sambil mereguk teh botol di malam seperti ini. Malam yang udaranya cukup menggigit sehabis hujan. Feels like an orgasm.




Selengkapnya klik "Bab Pertama Kamu" pada menu di samping

4 comments:

  1. «THE(UN)PERFECT LIFE»

    Ngga tau apakah judulnya sengaja dibuat TIDAK SEMPURNA, tapi kata yang tepat adalah (IM)PERFECT.

    THE IMPERFECT COMMENT?

    ciao
    Gama

    ReplyDelete
  2. Yang bener Imperfect ya?

    Hehehe... kayaknya saya harus belajar bahasa lagi nih ;-)

    Thanks ya Gama ;-)

    ReplyDelete
  3. re: hai jenny, seru ceritanya.make point of view pertama dari tiap tokoh.tapi hati-hati lho, jangan terlalu cepat berganti adegan karena bisa bikin pembaca bingung.met melanjutkan cerita... :)

    ReplyDelete
  4. Makasih banyak ya Mbak Re.. jadi semangat untuk segera matengin ceritanya ;-) Sebenernya draftnya udah selesai, tapi saya ngerasa belum 'mateng', pengen digodok lagi biar makin asoy ;-) Thanks!

    ReplyDelete