Inez (Bagian kedua)

....

Tapi gue panasaran!! Arin bangkit dari tempat tidurnya. Siapa, ya, yang bisa dia minta tolong? Oh, ya… Dewa! Dewa adalah sobat terbaik Arin yang juga merangkap sebagai pak comblang antara dia dan Adit. Waktu prom kemarin Dewa yang jadi juru foto Arin dan Adit.

"Hahaha…"

Arin kembali cemberut. Ternyata lebih parah dibanding enam sobat ceweknya. Cowok yang satu ini benar-benar tidak berpri-kepatah-hatian. Ketawa seenak jidat!

"Dasar cowok tukang bohong! Kemaren dia mau foto berdua sama gue. Malemnya SMS kalo pick gitar yang gue kasih nggak bakalan dipake, tapi disimpen sebagai kenang-kenangan dari gue. Tapi kenyataannya? Dia udah punya pacar! Pacar baru lagi! Berarti, kan, selama ini dia bohong ke gue! Gue…"


"Rin!" Dewa buru-buru memotong perkataan Arin. Sobatnya yang satu ini emang suka lupa kalo lagi curhat. "Ceritanya satu-satu!"


"Maaf. Kebawa emosi…"

"Tapi gue masih nggak percaya si Adit bisa punya pacar"

"Apalagi gue, Wa! Kan, lo yang bilang sendiri, walaupun ada miss universe lewat pake bikini, dia pasti tetep pilih gitar. Bodo, ah, pokoknya gue benci sama yang namany Inez! Benci! Benci! Gue benci Inez!"

"Rin!" Dewa kembali menghentikan sahabatnya sebelum sahabatnya ini melakukan hal-hal di luar kewajaran. Tapi tiba-tiba dia teringat akan sesuatu. "wait, tadi kata lo… Inez?"

"Jangan sebut sebut nama itu! Gue nggak mau denger! Dan jangan ketawa!"

" Sorry, Rin!" terdengar Dewa berusaha menahan tawanya. "Tapi, kayaknya gue tahu, deh, Inez itu siapa"

"Hah? Siapa? Lo kenal? Temen SMP lo?"

"Tadi lo bilang lo cuma lihat update status-nya doang, kan? mendingan sekarang lo buka profile-nya Adit. Pasti ada fotonya Inez"

"Tapi…"

"Daripada lo penasaran? Oke? Trust me! Rin, udah dulu ya. Kiran SMS, nih. Fighting!"

Tuh, kan, emang temen yang nggak setia kawan. Sobat lagi patah hati malah enak enakan pacaran! Arin ragu. Tapi biasanya, kan, Dewa selalu bantuin setiap ada sesuatu hal yang berurusan dengan Adit. Gue coba dulu deh! Arin pun kembali me-connect komputernya…

Menunggu foto-fotonya loading, Arin membaca wall to wall yang ada di bawah. Ada yang bilang selamat karena udah dapetin Inez, sampe ada yang minta PJ segala. Hmm… Arin semakin down.

Arin membuka album foto. Ternyata banyak foto Adit bersama gitar barunya. Arin tersenyum mengingat SMS yang dikirimkan Adit minggu lalu. Gitar listrik merahnya yang Adit bilang cewek kedua, setelah cewek pertamanya—gitar akustik—memang sudah nggak bagus lagi. Setelan gitar akustik Adit sudah agak longgar. Apalagi penampilannya. Bahkan Adit sampe nempelin selotip supaya gitarnya kelihatan seperti baru dan nggak buluk-buluk amat, hingga Papanya nggak tega dan membelikannya gitar baru.

Arin mengklik next berkali-kali namun tidak ada satupun foto cewek di sana. Jangankan di album, bahkan di wall to wall tadi hanya Arin lah yang cewek. Tapi Arin langsung duduk tegak begitu dia membaca title foto Adit: with Inez…

With Inez? Tiba-tiba Arin tersadar. Jangan-jangan…

Bbrrrttt… HP Arin bergetar… SMS dari Dewa…

Inez it sgkatan dr Ibanez… Merk gitar tkenal… ms cln pacar gitaris ga tw seh? =)

selesai

Cerpen oleh Riana Andardewi