May 6, 2009

La petite: Teman Baru untuk Anak


Awal tahun lalu, awak Gagas nggak sengaja terlarut dalam ilustrasi-ilustrasi yang menarik. Sambil berpikir bahwa ilustrasi itu akan disukai oleh anak-anak, awak Gagas pun mencoba kembali ke masa kecilnya.

Cinderella, Snow White, Yuyu Kangkang hingga Timun Mas sibuk menyesaki kepala para awak Gagas. Mengenang masa kecil memang menyenangkan. Karena masa kecil identik dengan menciptakan kehidupan di dalam imajinasi sendiri tanpa ada yang berani mencuri-curi masuk ke sana.

Anyway, ketika berumur dua hingga delapan tahun, anak membutuhkan sebuah ruang untuk berimajinasi. Semakin sering anak berimajinasi, maka daya kreativitasnya pun bertambah. Dan, para ilmuwan bilang, kalau sejak kecil daya imajinasi anak dilatih maka ia akan tumbuh menjadi individu yang kreatif.

Melatih imajinasi ini paling bagus dengan buku, karena buku tidak menampilkan keseluruhan cerita dalam sebuah visual yang utuh—gambar bergerak yang kompleks. Tampilan yang tidak utuh ini akan merangsang imajinasi Si Anak. Dan akan lebih baik lagi ketika buku tersebut menampilkan gambar-gambar yang menarik, sehingga Si Tokoh cerita yang tergambar di dalam ilutrasi buku, dapat menemani anak bermain di dunia imajinasinya.

Sayangnya, hal di atas nggak didukung oleh kondisi pasar buku anak di Indonesia. Anak-anak hanya disajikan buku-buku yang itu-itu melulu. Wajar dong kalo tokoh imajinasi anak ya, itu-itu melulu. Ini yang membuat awak Gagas semangat untuk menciptakan sebuah medium bacaan yang dapat dijadikan teman bermain (baca: berimajinasi) anak.

Sambil melarutkan pikiran ke masa kecil dan melihat ilustrasi-ilutrasi yang menarik, ide membuat buku anak pun muncul. Jadilah sebuah genre buku anak yang bernama la petite. Ide ini bahkan sudah berwujud buku-buku anak seperti Dongeng Sepanjang Masa H.C Andersen, Rambut Messy, Wuli Si Pemarah, Peri Tana Keliling Dunia, dan lain-lain, yang dapat ditemukan di toko buku.

Semoga kehadiran la petite dalam pasar buku anak di Indonesia, dapat menambah daya imajinasi dan kreativitas anak. Selain itu, tokoh-tokoh imajiner di dalam la petite (Peri Tana, Wuli dan Messy) dapat menemani anak mengeksplorasi dunia imajinasinya. Dengan terus memperbaiki konsep la petite, Gagas berharap dapat menjadi teman untuk pembacanya sejak dini


Salam,
GagasMedia

1 comment:

  1. setuju!!! novel anak Indonesia jaman sekarang kurang sekali. Terutama dalam hal kuantitas. Tidak mungkin mereka membaca buku terjemahan melulu. Semangat Gagas!

    ReplyDelete