Sneaker berwarna oranye itu segera tertangkap mata ketika si pemilikinya memasuki area Alun-alun Indonesia, Grand Indonesia, hari Jumat (29/5) kemarin. Kaus dan bawahan gelap yang dipakai semakin membuat sneaker oranye yang dikenakannya menjadi lebih menonjol.
Wimar Witolear, pria berkacamata dan berambut kribo yang terkenal dengan omongan ringan namun pedas ini, melangkah masuk. Semua yang hadir sontak bertepuk tangan. Senyum lebar pun mengembang di bibirnya. Ramah ia menyapa orang di sekelilingnya.
Lama tak bersua dengan Wimar Witoelar yang akrab disapa WW ini, menggoreskan sebuah rasa rindu di lubuk hati. Kerinduan itu terasa di Alun-alun Indonesia. Media, sahabat, dan para penggemarnya antusias menyambut acara Let’s Celebrate Nothingness yang sengaja digelar untuk menandai launching buku terbaru WW, ‘More About Nothing’ terbitan GagasMedia.
Melissa Karim, yang siang itu berperan sebagai MC acara, menyambut WW dengan ceria. Ia merengkuh lengan WW. Lalu, berdua, mereka bergandengan tangan, memasuki kawasan Alun-Alun Indonesia yang sudah dihiasi oleh banner,backdrop, dan sebuah panggung mungil.
oOo
Oranye memang mendominasi di acara hari itu. Bukan lantaran cover bukunya berwarna oranye kemudian warna ini dipilih sebagai warna yang mendominasi perangkat acara. Namun, memang inilah semangat yang hendak dibagi. Warna oranye identik dengan sesuatu yang hangat dan dinamis. Sesuatu yang penuh semangat.
Dan itu yang gagas temukan dalam diri WW, juga dalam More About Nothing, buku kedua WW di GagasMedia.
‘Kita tidak akan bicara politik di sini, walaupun persoalan capres dan cawapres sedang ramai dibahas,’ kata WW. Terus, kita akan bicara apa?
‘We talk about nothing,’ lanjutnya. Dan dari mulut WW mengalirlah cerita-cerita yang mungkin dianggap oleh kita tak penting. Namun, sebagai pencerita ulung, WW berhasil membawa audiens larut dalam cerita-ceritanya yang terkadangnya juga diselipi celetukan. ‘Ini bulan filasafat berat. Bukan. Ini seperti mencari sesuatu di balik hal tidak penting yang terjadi di sekitar kita. Namun, setelah kita pikir ternyata ada sesuatu di baliknya.’
Hal yang tidak penting bukan berarti tidak memberikan sesuatu, kata WW. ‘Ada pembaca yang baru tahu kalau lagu ‘Smile’ itu karyanya Charlie Chaplin karena membaca buku terbaru saya,’ sambung pria yang pernah menjabat sebagai juru bicara kepresidenan di era Gus Dur.
Salah seorang wartawan yang hadir rupanya tertarik dengan persoalan nothingness yang dibicarakan WW. ‘Apakah karena yang menuliskannya WW, makanya hal nothing ini bisa diterbitkan?’ tanyanya.
WW tersenyum lalu dengan tangkas menjawab, ‘Nothing akan tetap jadi nothing kalau kita tidak melakukan sesuatu.’ Bagi pembawa acara Perspektif ini, nothing is everything. ‘When you are nothing, you can receive everything.’
Memang, sebuah keberadaan hadir diawali dari ketiadaan. Kalau bukan kita yang memaknai kekosongan, maka melompong lah yang memang akan hadir. Padahal ide ada di mana-mana. Roti jatuh dari langit, tinggal dibutuhkan kesediaan kita untuk membuka dan menadahkan tangan. Cerita ada di mana-mana, tinggal kita buka mata, pasang telinga.
Apa yang kita anggap tak penting ternyata memiliki peranan. Ini tentu kalau kita mau menyediakan ruang untuk menghargainya. Seperti sebuah sepatu yang melulu diinjak. Sepasang benda kecil yang selalu dihadapkan langsung dengan tanah. Tempatnya di bawah, menjadi alas. Kadang, kalau kita tak hati-hati, ia bisa menginjak kotoran.
Namun, sepatu yang tempatnya di bawah ini tanpa kita sadari memiliki peranan untuk membuat kita melangkah nyaman. WW hari itu memilih menggunakan sepatu sneaker oranye kesayangannya. Ia tahu, benda kecil itu akan membuat dia nyaman, dan menyempurnakan keseluruhan peformanya hari itu. Mungkin itu yang menyebabkan langkah WW begitu enteng dan mantap. Seakan ia melangkah tanpa sebuah beban sedikit pun.
oOo
Sehabis mengikuti acara launching More About Nothing, saya jadi berpikir tentang hal-hal kecil dalam hidup saya. Termasuk soal memilih warna sepatu yang akan saya pakai supaya bisa melangkah dengan riang.Kalau kamu, warna sepatu apa yang akan kamu pakai hari ini, Kawan?
*) Lihat juga liputan lengkap tentang acara ‘Let’s Celebrate Nothingness’
0 comments:
Post a Comment