Sep 3, 2009

One Night love

Gaun putih, bracelet perak dan stiletto sama sekali tidak membuat Feli tampak cantik kali ini. Bahkan sekarang Feli seperti zombie di film-film hantu karena maskara yang unfortunately tidak waterproof itu luntur. Feli Menangis. Ia sama sekali tidak menyangka kalau malam minggu ini akan menjadi malam minggu terburuk dalam hidupnya. Pasalnya candle light diner yang sudah dibayangkan akan menjadi malam terindah dalam hidupnya hancur berantakan.

Ia tidak pernah menyangka memberikan kejuatan dengan menjemput Revo, pacarnya, malah mendatangkan musibah besar. Feli melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Revo sedang berciuman dengan temannya, Siska—yang sekarang musuh bagi Feli. Tamparan keras belum cukup bagi Feli untuk membalas rasa sakit hatinya ke Revo, tapi Feli memutuskan untuk pulang daripada ia harus mendengarkan penjelasaan yang menurut Feli hanyalah sebuah pembelaan diri.

Perjalanan dari rumah Revo ke rumah Feli sekarang terasa lebih jauh dari biasanya, tangisan Feli dan suara penyiar radio saling berlomba. Yang ada dipikiran Feli hanyalah adegan Revo dan Siska yang berciuman di depan teras rumah Revo. Untungnya alam bawah sadar Feli yang terjaga, membuat Feli tetap dalam kondisi pengemudi yang benar.

“Huhuhuuu.. dasar cowok sialan,” umpat Feli.

“Siska juga cewek murahan, apa-apaan sih mereka ciuman di depan teras. Dasar pasangan tidak beradab!” Tangisan Feli semakin kencang.

“Maksudnya Siska apa coba? Dia, kan, tau kalo gue sayang banget sama Revo.” Di saat Feli sibuk mengumpat, tiba-tiba radio Jakarta memutarkan lagu Where Are You dari J. Roman feat. Soluna yang merupakan lagu Feli dan Revo.

Baru mendengarkan bait pertamanya saja tangisan Feli semakin menjadi. Langsung saja ia mengganti stasiun radionya. Terhindar dari Where Are You, ia sekarang harus mendengarkan Take A Bow-nya Rihanna. Dan sekarang Feli benar-benar menangis dan memberhentikan mobilnya tiba-tiba. Ia merasa tidak akan sanggup lagi menyetir dalam keadaanya ini. Feli yang masih berada di daerah Thamrin memutuskan untuk sejenak menenangkan diri di Starbucks.

Feli menghela nafas panjang. Aroma hot chocolate sedikit menenangkan pikiran Feli. Ia menyandarkan kepalanya ke sofa lalu memejamkan matanya, sejenak. Saat ia membuka matanya, tiba-tiba ada seorang pria di hadapannya.

“Waaaaaaaaa. Siapa lo?” teriak Feli kaget.

“Emmhh, kayanya ini tempat gue deh. Tadi gue ke toilet bentar tapi...”

“Oh, Sorry sorry.” Balas Feli. Segera, ia berdiri dan mencari tempat, namun sayangnya malam minggu membuat tempat itu full dengan pengunjungnya.

“Di sini aja juga gak apa-apa, gue sendirian kok.” Cowok itu mempersilahkan berbagi tempatnya ke Feli. Mana ada cowok yang tega mengusir cewek yang matanya sembab dan sendirian di malam minggu.

Feli sekarang hanya menatap hot chocolate-nya sambil curi pandang ke cowok di depannya yang sedang sibuk dengan laptop. Ia masih bingung bagaimana bodohnya ia, sehingga tidak sadar kalau tempat ini ditempati orang.

Ganteng juga. Tiba-tiba kalimat itu terlintas di pikirannya. Tipikal cowok manis yang pendiam dan tampaknya ia cowok yang pintar. Ini terlihat dari pembawaanya yang kalem dan serius. Tiba-tiba cowok itu menatap balik Feli, tertangkap basah sedang melihat cowok itu membuat Feli salah tingkah.

“Nih..” tiba-tiba cowok itu memberikan Feli tissue basah.

“Buat?" Tanya Feli bingung.

“Maskaranya.“ jawabnya ragu. Dan saat itu pula Feli langsung mengeluarkan compact powder-nya dan melihat bagaimana mengerikannya wajahnya.

“Thanks.” Ucap Feli sambil menghapus sisa-sisa make up-nya.

“Adit.” Tiba-tiba cowok itu memperkenalkan dirinya.

“Feli.” Jawab Feli.

“Kayanya hari yang berat ya?” Tanya Adit tiba-tiba. Feli menjawabnya hanya dengan sebuah anggukan dan senyuman kecil. “Wanna hear a good song?” tanpa mendengar jawaban Feli, Adit langsung saja mengambil gitarnya. “Summer parade by Depapepe, bisa naikin mood, loh.”

Fell annoyed. Tentu saja tidak, Feli malah merasa sedikit terhibur dengan Adit yang sangat ramah dan sedikit sok deket. At least, ada sesuatu yang bisa melupakan Revo untuk sejenak. Permainnannya sangat sempurna. Adit memainkan lagu Summer Parade sama persis dengan Depapepe. Usaha Adit untuk membuat mood Feli naik itu pun berhasil.

“Woow.” Feli kagum dengan permainan gitar Adit. Ia pun tanpa segan memberikan applause.

“Gue suka banget sama depapepe, gue punya satu album di iPod gue.”

“Gimana udah gak bad mood?”

“Ehhmmm, kayanya satu lagu lagi deh baru bisa ilang bad mood-nya.”

“Oke.” Adit langsung saja memetik gitarnya dan sekarang ia menyanyi. Feli sedikit terpana mendengar suara Adit yang sangat merdu. “Ayo tebak lagu siapa?” Tanya Adit tiba-tiba yang membuat Feli segera bangun dari lamunannya.

“Emmhh... aduhh gue lupa lagu siapa.” Feli masih terus menerawang nada-nada tadi dan memikirkan lagu apa tadi. “aaahhh lupaaaa.” Feli pun menyerah, “terus itu lagu siapa?”

“PR buat lo. Ehhehhe.” Jawab Adit.

bersambung


Cerpen oleh Rosnalia

2 comments:

  1. knapa skdar short story.., bkany 1st chapter novel mu?? Uups.., sok tau gw. hehee..
    atw jgn2 mo bkin lonctan yg jauh lbih tnggi..]

    one word.., "grEat!"

    ReplyDelete