Jun 23, 2009

Wuli dan Messy

Sore itu gagas membuka e-mail dan mendapati sebuah pesan masuk dari Soffie Rosdiana.


Penulis naskah di sebuah biro iklan itu, menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Gagas, seputar buku Wuli Si Pemarah dan Rambut Messy!

Kedua buku tersebut masuk ke dalam genre la petite, milik GagasMedia. Sesuai dengan tema buku dan genre-nya, buku ini memang ditujukan bagi anak-anak.

Kira-kira, bagaimana menulis buku untuk anak-anak, ya?


Women behind the Book
Sebagai seorang penulis naskah iklan yang memiliki hobi menulis puisi, menyampaikan sebuah ide ke dalam bentuk tulisan bukanlah hal yang sulit. Begitu juga bagi Dina Riyanti, ilustrator kedua buku anak tersebut. Dina yang juga bekerja di bidang iklan, tidak memiliki kendala untuk mentransfer seluruh ide Soffie ke dalam sebuah ilustrasi yang menarik.

Namun, bukan berarti ketika menyelesaikan buku Wuli Si Pemarah dan Rambut Messy! Mereka tidak memiliki kendala sama sekali. Kendalanya justru datang dari target pembaca buku-buku tersebut: anak-anak.

Mungkin kelihatannya sepele. Menulis untuk anak tidak perlu menggunakan gaya bahasa yang puitis. Tidak perlu memilih diksi yang manis. Atau bahkan tidak perlu sebuah deskripsi yang indah. Menulis untuk anak itu susah-susah gampang. Tantangannya justru datang dari sebuah pertanyaan “bagaimana agar tulisan mudah dipahami oleh anak-anak?”

Seorang anak belum mampu untuk memahami pesan yang rumit, sehingga pesan harus dibuat dengan sederhana dan menarik. Sesederhana dan semenarik dunia anak. “Dunia anak-anak adalah dunia yang menyenangkan. Apapun yang dilihat dari sudut pandang anak-anak bagiku selalu menarik,” kata Soffie kepada Gagas.

Ya, dunia anak memang menarik dan menyenangkan. Namun bagaimana menerjemahkan sebuah cerita yang memiliki kandungan pesan moral, ke dalam dunia yang menyenangkan itu?

Soffie memulai semua ceritanya dari pengalaman pribadi atau masalah-masalah yang sering dilihat di lingkungannya. “Rambut Messy! itu sejujurnya masalah aku banget, karena aku merasa punya rambut ‘paling susah diatur’ sedunia.” Pengalaman-pengalaman pribadi itu tentunya lebih mudah untuk dituliskan. Apalagi jika mengingat, setiap anak pasti memiliki rasa tidak percaya diri dengan kekurangannya masing-masing.

“Nah, pengalamanku ini yang mau aku bagi dengan anak-anak, supaya mereka lebih santai memandang persoalan yang sebenarnya not the end of their world.” Dan inilah pesan moral yang coba disampaikan Soffie kepada semua anak-anak yang membaca bukunya.

Meskipun kisah Rambut Messy! dan Wuli Si Pemarah berasal dari pengalaman pribadi, namun perlu waktu beberapa bulan bagi Soffie dan Dina untuk mengerjakan buku-buku tersebut. Maklum… mereka harus membagi waktu antara pekerjaan dan menulis.

Sebenarnya cerita Rambut Messy! sudah ditulis oleh Soffie sejak empat tahun yang lalu. Soffie menyelesaikan cerita tersebut pagi-pagi sekali di kantornya. Kemudian ia menunjukan cerita tersebut kepada Dina—yang memang partner kerjanya. Melalui brainstorming singkat, akhirnya Dina membuat ilustrasi untuk Rambut Messy!

Soffie dan Dina memang memiliki ketertarikan pada buku cerita anak-anak. Bagi Soffie, Dina menjadi nyawa untuk semua tulisannya. “Dina bisa menerjemahkan apa yang tidak tertuang dalam tulisan ke bentuk visual,” Soffie bercerita.


Menggambar Dengan Manual
“Dina menggambarnya benar-benar manual!” Soffie berceloteh tentang proses menggambar yang dilakukan oleh rekannya. Soffie begitu kagum dengan kemampuan Dina. Dan ia berani untuk mengacungkan jempol bagi rekannya itu.

“Jadi dia bikin sket hitam-putih. Setelah oke, baru di-outline dan diwarnai dengan cat air. Kemudian semua gambar itu di-scan untuk layout.” Proses manual inilah yang membuat Soffie kembali menekankan bahwa Dina adalah nyawa bagi setiap ceritanya. Dan dia menambahkan bahwa proses kreatif itu menjadi kelebihan buku-buku mereka berdua.

Proses menggambar dan mewarnai ini memakan waktu yang cukup lama. “maklum deh, Dina juga kuli seperti aku. Jadi hanya punya waktu kalo weekend,” sebuah simbol senyum menghiasi kalimat yang ditulis Soffie melalui e-mail itu.

Ketika proses menggambar dan mewarnai selesai, mereka-pun melakukan tes pasar kecil. Gambar-gambar yang sudah jadi tersebut, diberikan kepada anak-anak untuk dinilai. Selain menilai gambarnya, anak-anak juga dapat menilai jalan cerita yang disajikan di situ. Jadi, ketika adahal yang tidak dimengerti oleh anak-anak, detail cerita ataupun gambarnya masih dapat diubah.

Begitulah proses kreatif yang dilakukan dua wanita yang sibuk bekerja ini.

Satu hal lagi yang ingin disampaikan melalui Messy dan Wuli:
Di dalam cerita Rambut Messy! aku ingin semua anak-anak bisa menerima kekurangan mereka dan menghadapinya dengan senyuman. Sementara di Wuli Si Pemarah, aku ingin anak-anak tahu bahwa kemarahan hanyalah salah satu bentuk ekspresi yang tidak apa-apa sesekali ditunjukkan, asal tahu kapan waktunya harus benar-benar marah dan harus bisa mengendalikannya. Pada dasarnya, di kedua buku ini aku ingin anak-anak Indonesia menemukan solusi dari masalahnya sendiri dan bisa menghadapi setiap masalah dengan penuh keceriaan, tanpa harus merasa digurui. Menurut aku buku anak-anak itu tetap harus menghibur, walaupun sarat akan pesan. Sehingga mereka tidak merasa sedang diceramahi oleh orang tua atau guru mereka.
(Soffie Rosdiana)

***

13 comments:

  1. Bener banget tuuh....anak2ku dah punya buku messy dan wuli. Mereka sukaaaa sekali dengan dua buku itu, mungkin karena gambarnya menarik dan lucu serta ceritanya juga dekat dengan mereka. Mereka sering minta dibacain buku itu saat mau makan atau mau tidur.

    Anakku yang pertama (cewe 4 tahun) rambutnya kriwil2 dan agak pemarah. Jadi kalau dia sedang marah-marah...aku cuma bilang hayoo...kalo suka marah nanti seperti siapa? Wuli jawabnya dan itu cukup membuat dia reda.

    Semoga seri berikutnya segera muncul. :D

    Salam dari Opay (ibu 2 anak yg lucu2)

    ReplyDelete
  2. iyaa... aku beli in buat keponakan2 aku. ibu nya langsung laporan dia suka lihat gambarnya...

    hehehee... aku harap semakin banyak buku cerita buat anak-anak yang se ekspresif ini...

    di tunggu yah lanjutannya...

    Putri

    Ps: aku ga sengaja denger di radio pas wawancara tentang buku ini lohhh...

    ReplyDelete
  3. ini dia nih,buku yang menarik dan beda dari yg lainnya....aku udah beli beberapa pasang bukunya dan ngasih ke sepupu2 aku yg kecil2, mereka seneng banget terutama gambar rambut si messy yg awut2an..terus mereka bilang bukunya mudah dibaca (kebetulan mereka di umur yg baru bisa baca), jadi tulisannya itu bisa menambah pegetahuan kata - kata baru yang mereka blom tau..hehe

    untuk temen2 kecilku yang suka membaca, coba deh baca 2 buku, messy dan wuli..cukup menarik, apik dan menjadikan temen2 kecil berisik meneriakkan "AWAS YAAAA.." :D

    regards
    della (perempuan yang suka bermain dengan anak kecil)

    ReplyDelete
  4. Eh! aku juga udah punya buku ini sepasang! Ceritanya emang masalah anak2 di sekitar kita! Nyadarin anak2 tentang kekurangan mereka dan menerimanya.. terutama untuk marah... ternyata marah itu gak papa lho! (soalnya kadang anak dilarang utk marah, tp ibunya boleh marah!.. hahaha)

    Buku ini bagus banget moral of the storynya.. gambarnya juga lain dari buku anak lainnya, jadi.. bisa menanbah khazanah karakter gambar baru untuk anak, jadi gak melulu dgn karakter dan gambar yg itu2 aja..

    Smoga buku2 anak indonesia semakin gaya dalam pengkayaan cerita dan ilustrasi yg lain dari yg lain seperti Messy dan Wuli!!

    (btw, mbak Dina kerja di iklan juga ya? Proviciat! :)

    rgds:
    mamanya 2 anak laki2
    pencinta Dina, Soffie and Wuli..

    ReplyDelete
  5. Messy dan Wuli benar2 mengisi kekosongan buku sejenis yang kalo di luar sangat banyak ragamnya. Setelah membaca dan menikmati illustrasi yang unik banget, nggak berlebihan rasanya kalo saya bilang buku2 ini mampu bersaing dengan buku2 luar tersebut. Apa Gagas punya ide untuk mengeksport buku2 ini juga?

    Sukses terus buat Soffie, Dina, dan Gagas. Thank you udah berinisiatif dan berani melawan arus dengan menerbitkan buku2 alternatif seperti ini.

    Di tunggu seri2 berikutnya. ;) (ikutan Soffie)


    Papany Hayden.

    ReplyDelete
  6. Kebeneran beli waktu pas ke jakarta kemaren. Bukunya lumayan OK. Illustrasinya keren. Kayak buku2 import banget. Finishing bukunya juga oke buat harga yang menurut saya relatif murah. Nggak kalah kao di jembrengin bareng buku2 di borders atau kinokuniya.

    Moga2 pas liburan ke Jakarta berikutnya udah ada seri2 berikutnya.

    Salam buat wuli dan messy dari Singapore. :)

    ReplyDelete
  7. btw... gue maksa temen gue nyari utk beliin anaknya, di pasar buku eh, bazaar buku atau apalah itu namanya yg lagi ada di senayan, kok di cari katanya gak ada ya. apa abis, kan kemaren ikutan promo tour acaranya juga bukan?

    ayo ayo... lebih semangat lagi distribusinya

    -ratih, calon tokoh di buku berikutnya :D-

    ReplyDelete
  8. aku pun waktu itu nyari2 di gramedia PIM, eh ga ada...:(
    emang agak sulit ya nyarinya?

    ReplyDelete
  9. @ratih : untuk pameran yang di senayan, yaitu pameran kreatif, kelompok kami memang tidak mendisplay semua buku. karena tujuan di pameran tersebut bukan untuk jualan.

    kalau ingin menemukan bukunya, silakan ke pameran buku jakarta yang juga ada di senayan, di sana kedua buku ini didisplay di depan. dari hari pertama buku ini sudah didisplay di stand gagasmedia.

    @ anonymous:setahu saya buku itu ada di gramedia pim. kalau anda main ke buku anak, dia ada di side bar. bercampur dengan buku-buku cerita anak lainnya. beberapa hari lalu saya ke sana, dan masih menemukan wuly dan messy di sana. ;) kalau anda masih kesulitan mencarinya, silakan minta bantuan pramuniaga. terima kasih.

    o,ya, buat yang ingin meninggalkan koment, kami akan sangat menghargainya apabila meninggalkan jejak dengan layak, seperti identitas.

    terima kasih

    ReplyDelete
  10. cerita rambut messy dan wuli pemarah sederhana...cocok buat anak-anak. semangat buat mbak dina dan soffie untuk buat cerita yang lain lagi ya

    ReplyDelete
  11. aku punya 1 set, temen2ku juga punya 1 set, malah ada udah nagih buku berikutnyah, soalnya temenku udah mulai bosan bacain buku2 itu setiap hari hehehehehehehe

    jadii kapan terbitnyaaaaaa????

    ReplyDelete
  12. dear all, makasih ya comment2nya, jadi terharu nih ;P...

    @ windy, aku mau menyampaikan cerita temen2 yg masih kesulitan nemuin messy & wuli di beberapa gramedia. emang mungkin juga sih mereka kurang teliti nyari di bagian buku anak2. nanti deh aku komporin lg mrk ngubreg2 toko buku...hehehe...

    @ yg lain2, aku masih terus nggambar judul berikutnya. udah kira2 75% jadi kok. moga-moga aja GagasMedia masih mau menerbitkan *doa tiap malem* amiiiinnnn ;)

    cheers!

    ReplyDelete
  13. Ah, senang deh kisah Messy dan Wuli.
    Ceritanya 'nyata', bahasanya lugas,gampang dicerna dan enak buat didongengin. Ilustrasinya mendukung banget. Gw suka karena ekspresif dan penuh warna. Eh iya, satu lagi, editornya teliti banget.

    Gw udah beli 3 set. Semuanya buat anak orang lain:-).
    So, buat Soffie_Dina: jangan keseringan bikin buku bagus kayak gini ya! nanti yang nagih jatah ke gw banyak. Hihihihi

    ReplyDelete