Godaan
Cinta itu…
Bagaikan teh manis yang di tambah sedikit mint
Transparan, manis, dan sedikit pedas
Sayang itu…
Ibarat susu murni, suci, tulus, dan tak menuntut
Benci itu…
Bagaikan kopi hitam, gelap, pekat, dan pahit
Kekuasaan itu...
bagaikan lemon tea, Asam, manis serta keruh
Semuanya terlihat meggoda...
Apakah kau tahan terhadapnya?
***
Cinta itu…
Bagaikan teh manis yang di tambah sedikit mint
Transparan, manis, dan sedikit pedas
Sayang itu…
Ibarat susu murni, suci, tulus, dan tak menuntut
Benci itu…
Bagaikan kopi hitam, gelap, pekat, dan pahit
Kekuasaan itu...
bagaikan lemon tea, Asam, manis serta keruh
Semuanya terlihat meggoda...
Apakah kau tahan terhadapnya?
***
Puisi oleh Audrey Monita
Puisi ini ...
ReplyDeleteBagaikan pecel lele yang digoreng garing
lengkap dengan kecap dan sambal terasinya.
makin hari kq makin gak bermutu ya..?!? untung masih ada cerpen2 yg bagus kayak entendu dll... jd gw masih mau jalan2 kemari....seleksinya yg bener dong...
ReplyDeleteTo be honest,puisinya aneh..ky buatan anak SD.sorry
ReplyDeleteSaran sy bwt mbak-mas2 yg milih puisi,mending stok yg ngirim tu g dbatasi tenggat wktuny..
Mksudnyg gn,jd misalny klo bulan januari ad 5puisi bgus,smentara bulan feb gada sm skali yg bgus y jgn dpaksain pas bln feb itu milih ngepublish yg dkirim februari tp jelek,pake aj puisi bgus yg januari g smpet dpublish [krn 1bln cm 2puisi bukan?]
Maaf y kalo sotoy..cuma saran looohh
saya setuju sama sightseeker
ReplyDeletedemi almarhum kucing saya dan demi celana pendek saya yang hilang saya setuju dengan pernyataan mas sighseeker tanpa dibayar sepeser pun
ReplyDeleteAnyway,saya mbak/neng loh,bukan mas/akang.. Hahaha :p
ReplyDeletemenurut aku itu bukan puisi,
ReplyDeletetp... hanya kata2 biasa n nyante, lebih mudahnys leluconan ajah...
yg lbh pantes masuk kategori humor.
masih byk tulisan yg ok punya.
Aslamualaikum...kalo menurut saya, sebaiknya dibahas menurut pandangan juri kenapa puisi-puisi tersebut yang terpilih...nanti yang lain menanggapi sesuai apa yang mereka bayangkan dan pahami dengan puisi-puisi itu...karena puisi itu tidak ada yang jelek, tapi puisi itu memang ada yang bagus...semua sangat bergantung kepada pengetahuan, pemikiran dan pengalaman jiwa masing-masing penulis...so, semangat menulis ya semua...kandangagas diperbaiki penyeleksinya, kalau bisa yang memang orang-orang sastra...jadi kita bisa sama-sama belajar menulis lebih baik dan mampu membawa pesan yng dalam untuk orang lain...makasi...wassalam,,,
ReplyDeletehmm... saya tdk 'tergoda' untuk membaca ulang dn meresapi, ckp sekali dan rasanya tidak bernafsu untuk menelannya :P ehehehe...
ReplyDeletewah...bagus atau tidak memang tergantung apresiasi teman2....namun sebaiknya dihargai dong teman yang sudah menulis puisi di atas...apalagi nama ybs juga di publish secara umum...
ReplyDelete(heheh..ini pandangan aja siy...karena meskipun saat suatu karya bukan menjadi milik penulisnya lagi setelah dilempar pada publik...tapi kok ya ngenes ya kalo komentarnya miring semua..heheheh)
Teman,
ReplyDeleteterima kasih untuk komentar, kritik, dan sarannya.
nah, sekarang gagas mau menanggapi saran dari teman-teman semua. begini, puisi itu memang identik dengan permainan kata. namun yang lebih penting adalah ide yang hendak disampaikan. jadi ketika penulis puisi menuliskan puisinya dengan diksi yang terlampau biasa-biasa saja tetapi idenya tersampaikan, dia sudah mendapatkan satu poin.
kalau menurut teman-teman puisi di atas biasa-biasa saja, mungkin teman-teman bisa mengirimkan puisi yang jauh lebih baik dari puisi di atas ;)siapa tahu kita semua bisa belajar cara membuat puisi yang baik, dari puisi yang kalian kirimkan. bukankah kita di sini untuk belajar?
lalu untuk pemilihan puisi. ada alasan di balik aturan tenggat waktu, teman. tenggat waktu dibutuhkan untuk membatasi jumlah file yang masuk ke dalam bank data gagasmedia. kedua, tenggat waktu dibutuhkan untuk mempermudah pemilihan tulisan yang akan di-publish di sini. jadi, mohon maaf jika pemilihan tulisan dibuat demikian.
begitu teman. semoag dapat dimengarti, ya :)
salam,
GagasMedia
kyen!
ReplyDeletebenarkah penyampaian ide yang lebih penting? bukankah pesan yang disampaikan itu sendiri akan sampai dengan sendirinya sesuai ilmu pengetahuan sang pembaca? baca Sutardji Calzoum Bachri kalau kalian masih berani menyebut penympaian ide yang paling penting. Lihat pola permainan serta tatanan bahasa yang banyak diobrak-abrik Sutardji tanpa harus menyibukkan diri memikirkan apakah semua orang yang membaca itu bisa mengerti apa yang dia maksud. Dengan begitu pembaca bisa mengeluarkan imajinasinya sendiri tanpa harus dibatasi ide si penulis. Pembaca seperti diperkosa tapi sekaligus dibuat mampu menikmati hubungan intim yang kasar tersebut.
ReplyDeleteKita di sini untuk belajar saya rasa itu memang bisa terjadi hanya jika gagas membuka diri untuk bertukar ilmu. Dan hal tersebut hanya bisa terjadi bila pembaca lain dibuat mengerti apa dan mengapa gagas memilih puisi itu hingga bisa bersama-sama memberikan sumbang ilmu. Bukan sekedar pemaksaan tepuk tangan atas hasil pilihan gagas, tapi juga tamparan bila memang pilihan gagas dipandang salah oleh para pembaca gagas. Itu kalau gagas mau membuka diri lho.
Silakan direnungkan.
Halo Sigit,
ReplyDeletekebetulan fungsi blog ini sebagai wadah publikasi tulisan teman-teman semua. jadi, menyampaikan sebuah gagasan kepada semua yang membaca tulisan-tulisan di sini menjadi penting (bukankah itu alasan kenapa kita memublikasikan tulisan). dan yang dimaksud ide di sini adalah pesan, sigit. bukankah komunikasi dimulai dari sebuah gagasan yang kemudian terangkai dalam sebuah pesan? dan gagas pikir puisi juga bagian dari cara penyampaian pesan :)
terima kasih untuk masukannya, ya. terima kasih juga untuk informasinya mengenai Sutardjii Calzoum Bachri. pastinya gagas akan berusaha untuk terus memperbaiki diri :)
salam,
gagasmedia
Justru kalau menurut saya, puisi di atas sangat jelas ide dan maksudnya. Coba lihat baca di atas. Kalau menurut persepsi saya, sangat jelas pesannya bahwa setiap orang pasti tergoda dengan rasa cinta, sayang, dan benci, walaupun ada rasa pedas di dalamnya.
ReplyDeleteBenar apa yg dikatakan pihak Gagas. Puisi itu walaupun permainan kata, namun memiliki pesan yang mendalam di dalamnya. Sekarang saatnya kalian menunjukkan karya kalian kalau memang karya kalian bisa dibilang lebih baik dari karya ybs. Paling tidak kita jadikan kandangagas wadah untuk kita belajar.
Kyny soal suka-g suka sh it tgantung penilaian sendiri..y kta sy sh itu hak msing2..
ReplyDeleteterlepas dr kontroversi ttg 'pesan','ide',ato apalah itu,dgn bc komen2 ini sy jd inget 1 hal bhwa tiap buku [let's say tulisan apapun] itu ad pasarny msing2..dan mungkin sy g tmasuk 'pasar' tulisan ini..
Bukan mksud mencela, sumpah,cm y itu tadi : ga cocok aj kali yaa..
Itu jg sbabny knp banyak buku terbitan gasmed yg sy suka banget,tapi ga sedikit jg yg sy ga suka..krn kn gbs digeneralisir.
Kmbali lagi k soal selera bukan?!
Mari mari kita sm2 blajar! :)
Bwt audrey jgn mrah ya..kritik itu bgus loh klo kita nanggepinny bner.heu,, peace ;) !!
amel:
ReplyDeletesetuju dengan icut.
dan untuk audrey, benar kata icut bahwa kritik itu menjadi bagus kalau ditanggapi dengan benar ;)
Assalamualaikum
ReplyDeleteYa, pendapat orang memang berbeda-beda. Justru itu kenapa dibuat aplikasi "post a comment".
Bwt Audrey saya minta maaf kalo bicara agak menusuk. Kritik itu penting untuk membangun karya serta kepribadian orang yang dikritik dan yang mengkritik secara bersamaan.
Selanjutnya terserah gagas, khan gagas yang punya blog. Saya cuma mau kasih pandangan aja.
Semoga sukses.
Makasi...Wassalam..
Halo Sigit,
ReplyDeleteTerima kasih untuk pandangannya, ya. Tentu saja semua saran dan kritik kamu akan berguna untuk gagas dalam meningkatkan kualitas blog ini.
sukses juga untuk kamu :)
salam,
GagasMedia
Well, balik ke orangnya masing-masing lho ya. Ada yang menganggap puisi tentang kematian, gerimis, malam tanpa bulan, dan sejenisnya itu dalam dan cool... ada yang nggak. Ada juga yang senengnya puisi-puisi indah dan liris. Ada yang seneng puisi romantis tentang cinta. Whatev! terserah seperti apa pendapat kamu tentang puisi ini atau yang lainnya, harusnya Audrey nggak malah dibikin down dengan kritik-kritik. Sebaliknya, kasih saran positif dong. kandangagas ini kan tujuannya sebagai tempat belajar. let's keep it that way.
ReplyDeleteCiao,
me
Cb,Jadi saran positif shalimar apa bwt audrey?
ReplyDeleteKo ky ga ada ya..
Malah mengritik org yg mengritik..
Cape deh pdhal smw ud sepakat kritik itu sah2 saja..tinggal dterjemahkan jd saran utk perbaikan oleh pnulisny,,
So simple
iya nih, kok begini banget ya puisinya? rasa"nya juga puisi ini ngga memberi pesan moral apapun deh, semua yang dia sampaikan bahkan sudah diketahui oleh anak sd. cinta itu ya manis, susu itu ya suci, kopi itu ya benci.... maaf lho ya kalo menyakitkan, tapi bukankah kita bebas menyampaikan pendapat kita?
ReplyDeleteMnrt g seh puisi Audrey superb ya.. lewat barisan simple kiasan sederhana yg standar(semua org jg tau ktnya), semua hal terbukti keluar di comment.. sudut pandang yg cinta, benci, sayang, berkuasa.. provokasi luar biasa..gak perlu unik dan megah buat jd indah, and you've showed us the exact thing. Salut buat Audrey..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletehallo..
ReplyDeletesy yg nulis puisi di atas
Actually,sy jg gak tahu klo puisi sy d publish disini,karena sy sudah beberapa kali mengirmkan puisi dan belum pernah di publish.
TX buat kritiknya,Awalnya sy shock banget baca comment yg ada..tp klo gak seperti ini sy gak akan pernah bisa meningkatkan kualitas.
Sekali lagi terimakasih,benar2 bermanfaat bagi sy yg masih seorang pemula
Tx anyway^_^//
Jah, ngemeng apa kalian...
ReplyDeleteYg ngomongin tardji apa tau kredonya beliau itu?
Kau pernah bc binhad?neruda?
Pring,uda deh ga usah dperpanjang..
ReplyDeleteTuh udah dbkin happy-ending sm pnulisnya..
Ayo ayo salaman :p
make poem not war :)
ReplyDeleteAssalamulaikum... Saya baca O, Amuk, Kapak dan beberapa puisi beliau.. saya baca kredonya jg...cuma lupa dibukunya yg mana...
ReplyDeleteBinhad saya cuma tau Demonstran Sexy...
Neruda pernah denger tapi gak merhatiin...
kalo tau banyak ajarin ya...biar yg lain jg dapat pelajaran dari mas Pring... Makasi... Wassalam...
Sigit, kenalan dulu, pringadi as
ReplyDeletekalau kau bc neruda
harusnya kau tahu sajak2 neruda bisa dianggap sajak cinta biasa
sebab puisi yg baik ditulis oleh penulis dan pembacanya
seperti puisi ini
dia bisa menjadi baik tergantung sejauh mana pembaca mampu menggali kedalamannya
walau aku tdk suka puisi ini,aku paham kenapa gagas memilihnya
kau mau yg nyastra bgt..ke koran lah
atau belilah kumpulan puisiku itu, alusi
hehe
Assalamualaikum,
ReplyDeleteSalam kenal ya, Pringadi. Nanti saya baca neruda dulu baru bisa komen lagi.
Saat ini saya lebih percaya apa yang dikatakan Icut bahwa tiap tipe tulisan memang ada "pasar"-nya. Karena itulah saya rasa akan lebih baik bila gagas sedikit memberi info kenapa itu dipilih.
Kumpulan puisi pring nanti saya coba cari deh. Makasi dah share pengetahuannya.
wew... saya suka puisi ini
ReplyDeletesimpel dan ringan
tapi... kok kayaknya hampir memicu perang hehehehe
puisinya bagus sekali gan
ReplyDelete