Aug 23, 2009

Kata Mereka...


Inilah buku yang sangat memikat dan menggetarkan sehingga susah diletakkan sejak awal kita membacanya hingga tamat. Berkat perjuangannya yang sangat gigih, San, seorang Ibu dengan semangat sekeras baja, akhirnya berhasil membuat Gwen, putri semata wayangnya yang mutlak tuli sejak lahir, dapat mendengar dan berbicara secara normal.


San menulis pada bagian akhir bukunya bahwa usahanya yang gigih itu berkat adanya intervensi terhadap gejala keterbelakangan putrinya itu sejak dini, kemajuan teknologi, kerja keras, komitmen, dan persistensi. Semua itu memang jelas terurai dalam buku ini. Dan semua itu bisa terwujud karena ia berpijak dengan kokoh pada prinsip-prinsip manajemen perilaku yang diikutinya dengan konsekuen dan konsisten, di samping berkat adanya alat bantu dengar cochclear implant yang ditanam di dalam batok kepala Gwen. Rasanya semua itu tidak akan bisa dicapai San kalau saja ia seorang perempuan pengiba, emosional, dan lemah. Justru sifat bossy-nya ternyata banyak bermanfaat. Tentu saja bantuan penuh pengertian dan kasih sayang dari suami serta ibundanya, begitu pula sahabat-sahabatnya, banyak berperan untuk mencapai keberhasilan itu.

San dan John, suaminya, serta beberapa orang tua yang anaknya mengalami gangguan pendengaran dan menggunakan alat bantu dengar, baik konvensional maupun cochclear implant, pada bulan Juni 2006 akhirnya sepakat mendirikan Yayasan Indonesia Mendengar. Kesaksian Gwen dengan bahasa Inggris yang bagus ketika workshop di yayasan tersebut merupakan motivasi yang sangat jitu. Sebuah tindakan dan sikap yang sangat terpuji.

Buku ini benar-benar memiliki misi yang jelas dan bukan sekadar bacaan perintang waktu.
Ismail Isdito,
Bapak dari tiga putri, Bandung


---

"Sebuah jurnal perjalanan pencarian yang sangat personal tetapi semua orang ua bisa ikut merasakannya. Sebuah perjalanan menuju kesempurnaan dalam ketidaksempurnaan"
Shafiq Muljanto
Creative Director Dentsu Strat dan ayah seorang putri.


---
Patut dibaca oleh para orang tua...
Buku ini mengingatkan kembali bahwa anak-anak, dengan segala “keunikan”-nya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, adalah anugerah terbesar yang dititipkan kepada kita. Proses mengasuh, mendidik dan membesarkan anak-anak memberikan begitu banyak pelajaran yang sangat berharga, yang apabila kita dapat menarik hikmahnya, akan membuat kita semakin dewasa dan matang dalam membimbing anak-anak agar dapat tumbuh mandiri dan penuh percaya diri.
Ita Putri Pancaningtyas,
Ibu Rumah Tangga


---

Di tengah pusaran pemikiran yang cenderung simplistic-dikotomis, baik-buruk, tinggi-rendah, mainstream-pinggiran, normal-diffable, masyarakat dapat terjebak pada anggapan: yang tak berposisi pada arus utama adalah “sang lain” yang boleh dipinggirkan. Demikian pula para orang tua dalam menyikapi pengasuhan anak. Penulis buku ini mampu membangkitkan inspirasi dan memberi kontribusi bagi para pembacanya, anak adalah amanah terbesar llahi, dan hanya dengan kasih sayang tanpa bataslah, modal untuk mengasuhnya. Ini diperlukan agar sang anak mampu membangun makna bagi diri dan kehidupannya, bagaimanapun keadaannya .
Firman Kurniawan,
Pengajar Pasa Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

---

Great Story...
Buku ini dengan jelas menggambarkan kasih ibu yang memang sepanjang masa, terlihat sekali ketika Mommy Gwen susah payah mencari jalan keluar demi kesembuhan Gwen... Nothing is impossible kalau kita punya usaha yang besar. Lucu juga mendengar Gwen bertanya, "Mom, are you deaf?" cause she finally could hear everything, so clear...
Rachel Priskila
Kindergarten Teacher


---

Buku ini wajib dibaca oleh semua orang tua. Buku ini sangat mengharukan dan inspiratif. Buku ini menceritakan perjuangan seorang ibu yang tidak menyerah kepada nasib tetapi berjuang pantang menyerah untuk mengubah nasib itu menjadi suatu berkah yang sangat berharga. Buku ini juga memberikan banyak pelajaran dan tips-tips yang sangat berguna bagi orang tua yang memiliki anak-anak tuna rungu maupun tidak. Semangat kepada semua ibu ! Anak-anak yang hebat adalah hasil perjuangan ibu-ibu yang hebat.
Rina Jayani,
Ibu dari Ramzy, seorang anak tuna rungu
Yayasan Indonesia Mendengar

---

Salut, itulah kata pertama yang terlontar dari mulut saya setelah saya selesai membaca buku "I can (not) hear". Ya, sebuah buku yang dapat menjadi panutan dan inspirasi bagi kita semua, juga mengingatkan kita bahwa di dunia ini tidak ada satu masalah yang paling rumit sekalipun yang tidak dapat diselesaikan.
Yenny Goh,
ibu dari tiga putra yang manis, Medan

0 comments:

Post a Comment